Kapan Waktu Tepat Menyikat Gigi?
Sikat gigi memang penting, tapi kita harus tahu kapan waktu tepat menyikat gigi. Jika tidak akan mengundang datangnya penyakit gigi dan gusiPlak merajalela
Sebenarnya, adanya plak wajar-wajar saja. Plak
adalah semacam lendir yang melapisi permukaan gigi dan membuat gigi anak
terasa licin. Lapisan ini tidak tampak mata alias transparan. Plak
segera terbentuk begitu permukaan gigi terlumuri oleh air ludah.
Mula-mula berbentuk lapisan sangat tipis. Beberapa
jam kemudian berkembang menjadi plak, yang akan semakin tebal oleh
proses waktu. Makin lama plak dibiarkan menempel di permukaan gigi, maka
plak akan semakin tebal – biasanya diistilahkan sebagai plak yang
semakin matang. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk proses pematangan
plak.
Plak gigi memang jahat. Meskipun tidak kasat mata
karena tipis dan transparan, plak merupakan rumah bagi bermacam-macam
bakteri atau kuman di dalam mulut. Semakin tebal lapisan plak pada
permukaan gigi, kian banyak bakteri yang ”bercokol” di dalam plak.
Padahal, dalam kondisi tidur pertahanan di rongga mulut berada pada
titik nadir.
Tergantung letak plaknya, bakteri yang terkandung
di dalamnya juga berbeda-beda. Jika plak melapisi bagian luar gigi, maka
bakteri yang dominan adalah bakteri gram positif seperti streptokokus
mutans dan laktobasilus. Dua jenis bakteri ini diketahui memainkan peran
penting dalam proses perusakan email gigi sehingga terjadi karies gigi.
Sedangkan plak yang berada di daerah kantung gusi
atau terselip di daerah leher gigi, lebih banyak mengandung bakteri gram
negatif anaerob seperti Actinobacillus, actynomycetemcommitans,
Phorpyromonas ginggivalis, dan Prevotella intermedia. Bakteri jenis ini
dapat menimbulkan kerusakan pada gusi dan tulang penyangga gigi, dikenal
dengan penyakit gusi (periodontal disease).
Dua penyakit gigi yang paling banyak diderita
masyarakat kita yaitu karies dan penyakit gusi, biang keladinya tidak
lain dari plak gigi. Itulah sebabnya, berbagai upaya untuk mutus mata
rantai agar plak tidak menjadi matang, terus dilakukan. Salah satu yang
paling lazim yaitu menyikat gigi.
Proses inilah yang perlu dihindari dengan menyikat gigi secara teratur 2-3 kali sehari.
Nah, selama tidur proses pematangan plak menjadi lebih cepat.
Persoalannya, banyak di antara kita yang sekadar
menyikat gigi tanpa memahami apa tujuan dan bagaimana cara yang benar.
Menyikat gigi dua kali, pagi dan sore, ternyata belum tentu efektif
untuk mencegah penyakit gigi dan gusi.
Berapa kali Anda mengajak anak menyikat giginya
setiap hari? Jawaban paling umum adalah dua kali, pagi dan sore hari
sekalian mandi. Itu berarti sikat gigi dilakukan menjelang sarapan pagi
dan sebelum makan malam. Meskipun frekuensi menyikat gigi 2 kali
dianggap sudah memadai, tetapi pola atau pilihan waktu untuk menyikat
gigi yang demikian itu rawan terhadap timbulnya penyakit gigi dan gusi.
Mengapa?
Membiarkan sisa makanan terlalu lama di rongga mulut.
Jika anak menyikat gigi sebelum sarapan, ada
rentang waktu lama membiarkan gigi geligiterlumuri kotoran atau
sisa-sisa makanan. Begitu pun di sore hari, menyikat gigi saat mandi
sore berarti membiarkan mulut si kecil dalam kondisi ”kotor”dalam waktu
sangat lama. Sampai keesokan hari. Keadaan kotor ini akan mengundang
plak.
Dalam kondisi istirahat atau tidur aliran air ludah jauh berkurang.
Air ludah banyak berisi komponen pertahanan tubuh,
antara lain imunoglobulin A (IgA),lisozim, dan laktoferin. Bisa
dibayangkan, dalam kondisi tidur jumlah bakteri meningkat sampai dua
kali lipat, sementara volume ludah yang berisi zat-zat penting bagi
pertahanan gigi turun drastis. Penelitian membuktikan bahwa peningkatan
kekentalan ludah dan pengurangan kecepatan pengeluarannya pada saat kita
tidur, berbanding lurus dengan pertambahan plak gigi.
Dalam keadaan tidur aktivitas pembersihan gigi terhenti sama sekali.
Proses pembersihan gigi terjadi karena aktivitas mengunyah atau selama mulut berfungsi.
Proses pembersihan gigi terjadi karena aktivitas mengunyah atau selama mulut berfungsi.
Dalam keadaan berfungsi, terutama selama mengunyah
makanan, sebetulnya terjadi proses pembersihan permukaan gigi oleh
makanan, gerakan pipi sebelah dalam, serta lidah. Pada saat yang sama
pengeluaran air ludah juga bertambah. Hal tersebutmenimbulkan efek
pembersihan gigi. Itulah sebabnya, jika terbiasa mengunyah makanan
dengan sebelah gigi, maka gigi-gigi pada sisi yang berlawanan akan lebih
kotor. Misalnya, kebiasaan mengunyah hanya pada sisi kanan, maka
gigi-gigi di sisi kiri pasti lebih banyak kotorannya.
Ganti pola gosok gigi
Mengingat alasan di atas, sebaiknya pola sikat gigi harus diubah.
- Jika selama ini Anda dan keluarga menyikat gigi saat mandi pagi dan sore, ubahlah menjadi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Hal ini bisa dihindari dengan menggosok gigi menjelang tidur. Jangan lupa ajari si kecil untuk membiasakan menyikat gigi menjelang tidur. Jika Anda sudah terbiasa menyikat gigi saat mandi sore, tambahkan sekali lagi menjelang tidur malam.
- Gosok gigi tidak perlu keras, yang penting merata ke seluruh permukaan gigi.
- Tak perlu terpaku dengan pemilihan pasta gigi, yang lebih penting adalah bagaimana cara menyikat yang benar agar seluruh plak bisa hilang dari permukaan gigi.
- Penggunaan obat di antara waktu-waktu menyikat gigi boleh dilakukan, karena obat kumur biasanya mengandung bahan antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri rongga mulut.
- Pada saat gosok gigi sebaiknya dilakukan sambil bercermin.
- Akan lebih bagus jika sebelum gosok gigi menggunakan disclosing solusion untuk melihat plak yang menempel di permukaan gigi. Bahan ini bisa didapatkan di apotek.