Sunday, May 26, 2013

Waktu sikat gigi

Kapan Waktu Tepat Menyikat Gigi?

Sikat gigi memang penting, tapi kita harus tahu kapan waktu tepat menyikat gigi. Jika tidak akan mengundang datangnya penyakit gigi dan gusi

Plak merajalela

Sebenarnya, adanya plak wajar-wajar saja. Plak adalah semacam lendir yang melapisi permukaan gigi dan membuat gigi anak terasa licin. Lapisan ini tidak tampak mata alias transparan. Plak segera terbentuk begitu permukaan gigi terlumuri oleh air ludah.

Mula-mula berbentuk lapisan sangat tipis. Beberapa jam kemudian berkembang menjadi plak, yang akan semakin tebal oleh proses waktu. Makin lama plak dibiarkan menempel di permukaan gigi, maka plak akan semakin tebal – biasanya diistilahkan sebagai plak yang semakin matang. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk proses pematangan plak.
Plak gigi memang jahat. Meskipun tidak kasat mata karena tipis dan transparan, plak merupakan rumah bagi bermacam-macam bakteri atau kuman di dalam mulut. Semakin tebal lapisan plak pada permukaan gigi, kian banyak bakteri yang ”bercokol” di dalam plak. Padahal, dalam kondisi tidur pertahanan di rongga mulut berada pada titik nadir.
Tergantung letak plaknya, bakteri yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda. Jika plak melapisi bagian luar gigi, maka bakteri yang dominan adalah bakteri gram positif seperti streptokokus mutans dan laktobasilus. Dua jenis bakteri ini diketahui memainkan peran penting dalam proses perusakan email gigi sehingga terjadi karies gigi.
Sedangkan plak yang berada di daerah kantung gusi atau terselip di daerah leher gigi, lebih banyak mengandung bakteri gram negatif anaerob seperti Actinobacillus, actynomycetemcommitans, Phorpyromonas ginggivalis, dan Prevotella intermedia. Bakteri jenis ini dapat menimbulkan kerusakan pada gusi dan tulang penyangga gigi, dikenal dengan penyakit gusi (periodontal disease).
Dua penyakit gigi yang paling banyak diderita masyarakat kita yaitu karies dan penyakit gusi, biang keladinya tidak lain dari plak gigi. Itulah sebabnya, berbagai upaya untuk mutus mata rantai agar plak tidak menjadi matang, terus dilakukan. Salah satu yang paling lazim yaitu menyikat gigi.
Proses inilah yang perlu dihindari dengan menyikat gigi secara teratur 2-3 kali sehari.
Nah, selama tidur proses pematangan plak menjadi lebih cepat.
Persoalannya, banyak di antara kita yang sekadar menyikat gigi tanpa memahami apa tujuan dan bagaimana cara yang benar. Menyikat gigi dua kali, pagi dan sore, ternyata belum tentu efektif untuk mencegah penyakit gigi dan gusi.
Berapa kali Anda mengajak anak menyikat giginya setiap hari? Jawaban paling umum adalah dua kali, pagi dan sore hari sekalian mandi. Itu berarti sikat gigi dilakukan menjelang sarapan pagi dan sebelum makan malam. Meskipun frekuensi menyikat gigi 2 kali dianggap sudah memadai, tetapi pola atau pilihan waktu untuk menyikat gigi yang demikian itu rawan terhadap timbulnya penyakit gigi dan gusi. Mengapa?

Membiarkan sisa makanan terlalu lama di rongga mulut.
Jika anak menyikat gigi sebelum sarapan, ada rentang waktu lama membiarkan gigi geligiterlumuri kotoran atau sisa-sisa makanan. Begitu pun di sore hari, menyikat gigi saat mandi sore berarti membiarkan mulut si kecil dalam kondisi ”kotor”dalam waktu sangat lama. Sampai keesokan hari. Keadaan kotor ini akan mengundang plak.
Dalam kondisi istirahat atau tidur aliran air ludah jauh berkurang.
Air ludah banyak berisi komponen pertahanan tubuh, antara lain imunoglobulin A (IgA),lisozim, dan laktoferin. Bisa dibayangkan, dalam kondisi tidur jumlah bakteri meningkat sampai dua kali lipat, sementara volume ludah yang berisi zat-zat penting bagi pertahanan gigi turun drastis. Penelitian membuktikan bahwa peningkatan kekentalan ludah dan pengurangan kecepatan pengeluarannya pada saat kita tidur, berbanding lurus dengan pertambahan plak gigi.
Dalam keadaan tidur aktivitas pembersihan gigi terhenti sama sekali.
Proses pembersihan gigi terjadi karena aktivitas mengunyah atau selama mulut berfungsi.
Dalam keadaan berfungsi, terutama selama mengunyah makanan, sebetulnya terjadi proses pembersihan permukaan gigi oleh makanan, gerakan pipi sebelah dalam, serta lidah. Pada saat yang sama pengeluaran air ludah juga bertambah. Hal tersebutmenimbulkan efek pembersihan gigi. Itulah sebabnya, jika terbiasa mengunyah makanan dengan sebelah gigi, maka gigi-gigi pada sisi yang berlawanan akan lebih kotor. Misalnya, kebiasaan mengunyah hanya pada sisi kanan, maka gigi-gigi di sisi kiri pasti lebih banyak kotorannya.

Ganti pola gosok gigi

Mengingat alasan di atas, sebaiknya pola sikat gigi harus diubah.
  1. Jika selama ini Anda dan keluarga menyikat gigi saat mandi pagi dan sore, ubahlah menjadi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Hal ini bisa dihindari dengan menggosok gigi menjelang tidur. Jangan lupa ajari si kecil untuk membiasakan menyikat gigi menjelang tidur. Jika Anda sudah terbiasa menyikat gigi saat mandi sore, tambahkan sekali lagi menjelang tidur malam.
  2. Gosok gigi tidak perlu keras, yang penting merata ke seluruh permukaan gigi.
  3. Tak perlu terpaku dengan pemilihan pasta gigi, yang lebih penting adalah bagaimana cara menyikat yang benar agar seluruh plak bisa hilang dari permukaan gigi.
  4. Penggunaan obat di antara waktu-waktu menyikat gigi boleh dilakukan, karena obat kumur biasanya mengandung bahan antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri rongga mulut.
  5. Pada saat gosok gigi sebaiknya dilakukan sambil bercermin.
  6. Akan lebih bagus jika sebelum gosok gigi menggunakan disclosing solusion untuk melihat plak yang menempel di permukaan gigi. Bahan ini bisa didapatkan di apotek.